Headlines

Tiga Ekor Sapi di Desa Naro Mati Mendadak

Posted by Bahar.Nor | Thursday, August 30, 2012 | Posted in ,

MEUREUDU - Tiga ekor sapi milik warga Desa Naro Timu, Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, Senin (27/8) mati mendadak. Sapi tersebut mati dengan gejala perut kembung secara mendadak. Selain tiga ekor mati dalam waktu bersamaan, seekor lainnya berhasil disembelih ketika mulai gejala kembung perut terjadi.

Seperti diutarakan Hasbi, seorang warga Naro kepada Serambi bahwa ternak yang disembelih itu kondisinya belum begitu parah, tapi karena takut mati seperti tiga ekor sapi lainnya, sehingga langsung disembelih. Untuk menghindari musibah lanjutan, peternak mengharapkan perhatian dinas terkait.

Kata Hasbi, masyarakat menghendaki adanya bimbingan atau penyuluhan dari petugas peternakan kepada peternak, sehingga nantinya jika ditemui gejala penyakit seperti itu, baik pada sapi atau kerbau setidaknya ada upaya pencegahan dini. Diakui, rata-rata masyarakat tidak mengerti cara mengatasi penyakit sapi tersebut.

Ke tiga sapi yang mati mendadak sejak Senin pagi hingga menjelang petang kemarin yaitu, milik M Yasin satu ekor, milik Azhar satu ekor dan satu lainnya belum diketahui pemiliknya. Sedangkan yang sempat disembelih adalah milik Yasin. Menjelang mati, kondisi sapi dimaksud perutnya mendadak kembung disertai dengan keluarnya air liur yang banyak melalui mulut dan hidung bagaikan buih.

Hasil pemeriksaan secara kasat mata oleh drh Muzakir Ismail, Kabid Pengembangan Produksi dan Pengolahan Hasil Ternak Distannak Pijay menyimpulkan, bahwa kematian ketiga sapi itu karena terkena penyakit Timpani. Penyakit dimaksud timbul secara dadakan akibat penimbunan gas dalam lambung setelah mengkonsumsi makanan. “Penyakit ini tidak menular, “kata Muzakir.

Ditanya bagaimana dengan sapi yang nyaris mati kemudian disembelih, apakah dagingnya aman dikonsumsi, Muzakkir mengatakan bahwa itu tak ada pengaruh apa-apa. “Daging dari sapi yang sakit itu aman jika dikonsumsi,” katanya lagi. Kecuali itu, sementara Senin (27/8) dinihari, seekor sapi milik warga Gampong Blang Dalam Bandardua dilaporkan dijarah maling. Diduga, sapi tersebut berhasil digiring maling dari kandang setelah dibius.(ag)

Editor : bakri

Sumber:"Serambinews.com"

Lelaki Berkumis 'Buang' Bayi ke IGD

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

SIGLI - Seorang lelaki paruh baya--umur sekitar 35 tahun--dengan rambut ikal, berkumis, berbadan tegap dengan busana casual, Selasa (28/8) petang, ‘membuang’ bayi ke IGD RSU Sigli. Sejenak mengantar bayi dengan balutan kain bedung itu, lelaki tersebut raib bagai ditelan bumi.

Kepada petugas rumah sakit, si lelaki itu berdalih menemukan bayi yang ditaksir berumur dua hari itu di komplek Universitas Jabal Ghafur. Namun keterangan itu dipastikan palsu, karena sejenak meletakkan bayi, lelaki itu langsung kabur secara tergopoh gopoh.

Dengan menipu petugas rumah sakit, karena berdalih mau ke kamar kecil, lalu kabur tak kembali. “Hingga saat ini, kondisi bayi tersebut masih dirawat di IGD RSU Sigli dan terhadap kasus ini pihak kami terus melakukan pengembangannya,” ujar Kapolres, AKBP Dumadi SStMk kepada Prohaba, Selasa (28/8)
.
Bayi yang dilangsir ke IGD itu berjenis kelamin laki-laki berusia dua hari. Kini, aparat polisi terus mengembangkan temuan itu, untuk membekuk pelakunya. “Dari keterangan tim medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Sigli, seorang laki-laki mengantar bayi berusia dua hari itu ke IGD. Namun, yang bersangkutan (pengantar bayi) secara tergesa minta izin untuk pamitan ke kamar kecil lalu sang pengatar bayi itupun tak kembali,” sebut Kapolres.(c43)

Editor : bakri

Bermalam di Rumah Nenek, Pasangan Nonmuhrim Dicokok Warga

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

SIGLI - Sepasang muda-mudi nonmuhrim yang belum memiliki ikatan pernikahan bermalam di sebuah di Keuramat Luar, Kecamatan Kota Sigli, Pidie, Rabu (29/8) dini hari. Warga yang mengetahui perbuatan itu langsung menggedor rumah dimaksud.

Akhirnya, warga setempat menggelandang pasangan nonmuhrim itu ke kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) Pidie.

Pasangan yang dicokok warga itu yakni Mhj (23), warga setempat, dan wanitanya Lin (18), warga Banda Aceh. Warga menduga, mereka telah melakukan hubungan layaknya suami-istri di rumah nenek Mhj, sekira pukul 00.30 WIB.

Hasil pemeriksaan penyidik WH, kedua insan nonmuhrim tersebut telah empat kali ditemui warga menginap di kediaman nenek Mhj. “Mhj sering menjemput Lin dari Banda Aceh dengan tujuan menginap di rumah neneknya,” ujar Wakil Komandan WH Pidie, Nasril Adly, kepada Prohaba, Rabu (29/8).

Merasa gampongnya dinodai oleh pasangan tanpa ikatan pernikahan itu, warga Keuramat Luar membekuk mereka. Saat digerudhuk warga, keduanya berada di dalam kamar dengan pakaian masih lengkap di badan. Setelah diinterogasi warga, Mhj dan Lin digelendang ke Kantor Satpol PP dan WH untuk dibina.

Kepada penyidik WH, keduanya mengaku telah beberapa kali sengklek (bersetubuh-red) di rumah nenek Mhj. “Sejak pukul 15.00 WIB tadi (kemarin-red) mereka kami serahkan kembali kepada orang tua masing-masing,” pungkas Nasril.(c43)

Editor : bakri

Sumber:"Serambinews.com"

Belasan Warga Celala Keracunan Jamur

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

TAKENGON - Sebanyak 14 warga Kampung Kuyun Toa, Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah, empat di antaranya anak-anak, Selasa (28/8) malam terpaksa dilarikan ke RSU Datu Beru, Takengon, setelah mengonsumsi jamur yang tumbuh liar.

Berdasarkan amatan Serambi, kondisi fisik sebagian dari belasan warga yang diduga keracunan jamur itu, saat dibawa ke RSU Datu Beru masih lemas, sehingga harus menjalani rawat inap.

“Ada 12 orang yang masuk IGD dan sebagian sudah dirawat di ruangan. Kabarnya masih ada dua lagi yang saat ini masih dalam perjalanan kemari. Mereka tiba di IGD sekitar pukul 22.22 WIB,” kata seorang petugas di IGD RSU Datu Beru, Takengon yang ditanyai Selasa (28/8) malam.

Menurut salah seorang korban, Asnaini, Selasa malam, keracunan massal itu berawal ketika anak Zulkifli (warga Kuyun Toa) pulang dari kebun mereka dengan membawa sayuran, di antaranya jamur yang tumbuh liar.

Jamur tersebut, selain dikonsumsi sendiri, sebagiannya dibagikan kepada para tetangga. “Kebetulan selepas magrib sekira pukul 19.30 WIB, saya ikut makan di rumah abang saya, Zulkifli,” kata Isnaini.

Tak lama setelah menyantap jamur, satu per satu seisi rumah maupun tetangga yang ikut makan di rumah Zulkifli bertumbangan, termasuk sejumlah anak-anak.

Padahal, lanjut Isnaini, jamur yang didapat dari kebun itu rasanya sangat enak. Namun warga tidak menyangka jika tumbuhan berspora yang tumbuh liar itu mengandung racun.

“Mungkin hanya selang 10 menit setelah makan, tiba-tiba semua yang ikut makan jamur muntah-muntah. Termasuk saya, setelah makan tiba-tiba kepala pening, mual, dan muntah,” ujar Asnaini yang ikut diopname di RSU Datu Beru Takengon.

Menurut Asnaini, bahkan ada satu keluarga ikut keracunan setelah mengonsumsi jamur tersebut. Termasuk dua anaknya yang masih balita. “Tapi yang paling parah tampaknya si tukang masak. Sebab, sambil memasak ia mencicipi duluan,” tutur korban keracunan ini.

Pengakuan sejumlah korban, ciri-ciri jamur yang mereka konsumsi itu bentuknya seperti payung, panjang, dan berwarna hitam kecokelat-cokelatan.
Meski sempat dirawat di RSU Datu Beru, namun sebagian besar pasien itu telah diperbolehkan pulang. Dari 14 pasien, sebelas orang sudah diperbolehkan pulang. “Ada tiga pasien lagi yang masih dirawat karena kondisinya masih lemah. Kalau sudah fit, langsung boleh pulang,” kata Direktur RSU Datu Beru Takengon, dr Hardi Yanis SpPD yang dihubungi Serambi, Rabu kemarin. (c35)

Editor : bakri

Sumber:"Serambinews.com"

Dua Korban Banjir Leuser belum Ditemukan

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

KUTACANE - Dua dari enam orang korban banjir bandang dan tanah longsor di Desa Naga Timbul, Sepakat, Gaya Sendah, dan Desa Sukadamai, Kecamatan Leuser, Agara, belum ditemukan hingga Rabu (29/8) sore. Pihak keluarga terus menyisir sepanjang sungai Liang Pangi dan puing-puing bangunan yang roboh, namun, tak juga berhasil.

Seperti diketahui, pada Jumat (17/8) malam, empat desa tersebut dihantam banjir bandang dan tanah longsor. Akibatnya, ratusan rumah rusak dan enam orang diperkirakan tewas akibat diseret air banjir, tetapi baru empat korban banjir yang berhasil ditemukan yakni Syahbuddin (14), Kadri (8 tahun), Taufik (2 tahun), ketiganya Warga Desa Sepakat. Dan, balita bernama Sahidan berumur (dua bulan) asal Desa Naga Timbul,

Sedangkan dua korban yang belum ditemukan yakni ibu dan anaknya, Heriwati (40) dan Sulaiman (17) pelajar, warga Desa Naga Timbul. Camat Leuser, Asbi Selian SE, kepada Serambi, Rabu (29/8) mengatakan, dari enam korban banjir bandang, baru empat orang yang berhasil ditemukan, sedangkan dua orang lagi hingga Rabu (29/8) masih dicari.

Dia juga mengungkapkan tentang banyaknya korban banjir yang mulai diserang berbagai penyakit dan dirawat di Posko Leuser. Sedangkan bantuan logistik dan sembako, dia mengaku tidak ada kendala, walau jalan menuju kawasan banjir rusak parah.(as)

Editor : bakri

Sumber:"Serambinews.com"

Jono GBS, Aqiqah Tiga Anaknya di Lhoknga

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

Aceh Besar - Jonathan Amstrong atau lebih dikenal dengan Jono Gugun Blues Shelter (GBS), yang juga mengisi acara “Waktunya Kita Sahur” (WKS) di Trans TV selama Ramadhan lalu, menggelar acara aqiqah tiga anak laki-lakinya di Desa Weu Raya, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (26/8).

Pada acara tersebut, Jono yang juga pernah menjadi presenter acara “Dahsyat” di stasiun TV RCTI ini, menyembelih seekor lembu yang dimasak menjadi kuah beulangong dan dibagikan kepada 260 kepala keluarga di Lhoknga yang merupakan kampung asal istrinya, Fauziah.

“Hari Senin lalu saya dan istri memotong lembu untuk aqiqah tujuh orang yaitu saya sendiri, istri, tiga anak laki-laki saya, dan dua kakak istri saya yang meninggal saat tsunami. Rasanya bahagia sekali pada acara itu, karena kami sekeluarga bisa berbagi bersama warga kampung Weu Raya, Lhoknga. Ada sekitar 260 kepala keluarga yang ikut merasakan nikmatnya daging sapi yang sudah dimasak menjadi kuah beulangong,” kata laki-laki kelahiran Durham, Inggris ini, Selasa (28/8).

Selain menggelar aqiqah, bassis grup band beraliran blues ini menghabiskan sembilan harinya di Aceh dengan bersilaturrahmi berhari raya bersama sanak saudara istrinya. “Sembilan hari sudah saya di Aceh, selain menghabiskan satu hari di Sumur Tiga Sabang, selebihnya saya tidak kemana-mana, selain di sekitaran Lhoknga untuk bersilaturrahmi dengan saudara-saudara istri saya,” ujar dia.

Rencananya, pria yang mengucap dua kalimat syahadat di Masjid Raya Baiturrahman 12 tahun silam ini, akan kembali ke Jakarta setelah puas liburannya di Aceh. Seperti yang ia lakukan kemarin, pria yang memiliki rumah di Blackburn, Inggris ini, memboyong seluruh keluarganya untuk jalan-jalan ke Pasar Atjeh, di Banda Aceh.

Kemarin, ia sengaja ke Pasar Atjeh untuk buatkan tato dari inai di bagian samping kepalanya yang bertuliskan kata “woles” serta di lengan. Anak pertamanya Adam Sulthan (10) dan anak ke dua Toby Ibrahim (9) juga minta diukirkan tato dari inai yang bisa tahan dua minggu. Sedang anak laki-laki ke tiganya bernama Thomas Ismail yang baru berusia lima bulan, betah berada digendongan istrinya.

Setelah mengisi hari-harinya dengan surfing, body boat, dan menikmati ikan bakar di Lampuuk, ia mengaku siap kembali ke Jakarta dan kembali bergabung dengan GBS.

“Di GBS, selain memainkan bass, saya juga mencipta lagu bersama Gugun. Saat ini GBS sudah menelurkan enam album. Empat album dibuat di Indonesia dan dua lainnya di Amerika. Album terbaru GBS berjudul Solid Ground dan sudah beredar sejak November tahun lalu,” papar pemilik akun twitter nyep_nyep ini.(ami)

Editor : bakri

"Geng" Anak Saling Tembak

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Puluhan anak-anak di sejumlah kawasan di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya (Abdya), terlibat saling tembak, menggunakan senjata mainan. Aksi adu tembak antar 'geng' anak-anak itu selalu mewarnai saat datangnya hari raya Idul Fitri.

Pantauan Serambinews.com, mulai dari Tapaktuan hingga sepanjang jalan memasuki Kabupaten Abdya, anak-anak yang masih berusia belia antara 8 hingga 13 tahun itu menaiki berbagai kendaraan umum, mulai becak hingga angkot yang sengaja mereka sewa. Puluhan anak-anak itu menyusuri sepanjang jalan dan khusus mencari lawan tandingan yang bisa diajak saling tembak-tembakan.

Meski beberapa lokasi aksi saling serang dan adu tembak yang terlihat antar 'geng' anak-anak itu sempat menggangu pengguna jalan. Tapi, aksi tersebut menjadi tontonan menarik bagi warga.

"Paling yang kita khawatirkan cuma peluru plastik itu mengenai mata mereka. Karena umumnya anak-anak itu tidak menggunakan pengaman penutup wajah dan badannya," kata Hasbi seorang warga Lembah Sabil, Abdya, kepada Serambinews.com, Selasa (21/08/2012).

Sementara pantauan arus mudik dari dua kabupaten itu menuju Banda Aceh mulai dipadati pengguna jalan. Ruas jalan yang sempit juga dinilai berpotensi terjadi kecelakaan bila tidak berhati-hati.(*)

Editor : arif

Sumber:"Serambinews.com"