Headlines

KPA Aceh Tolak Ambil Alih Pemilu Kada Pidie

Posted by Bahar.Nor | Friday, December 16, 2011 | Posted in

BANDA ACEH: Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh tidak bisa mengambil alih penyelenggaran pemilu kada di Kabupaten Pidie, karena aturan hukum atas persoalan kisruh pembiayaan pesta demokrasi di daerah tersebut belum ada.

Sebelumnya diberitakan, KIP Kabupaten Pidie terpaksa menghentikan tahapan pemilu kada gubernur/wakil gubernur dan bupati/wakil bupati, karena tidak adanya anggaran.

Menurut Wakil Ketua KIP Aceh Ilham Syahputra, di Banda Aceh, Jumat (16/12), persoalan Pemilu Kada Pidie adalah persoalan yang sifatnya special case, sehingga dibutuhkan penanganan berbeda.

"Kami tidak bisa menggunakan kaidah hukum yang menjelaskan, apabila KIP kabupaten/kota tidak dapat menjalakan tugasnya, KIP provinsi dapat mengambil alih penyelenggaraan Pemilu Kada di kabupaten tersebut. Namun, dalam konteks gagalnya pemilu kada di Pidie, KIP provinsi tidak bisa melakukan langkah pengambilalihan," jelasnya.

Ditambahkannya, pihak KIP Aceh hingga saat ini belum memutuskan mengenai sikap dari KIP Kabupaten Pidie yang menyatakan membatalkan seluruh tahapan penyelenggaran Pemilu Kada karena tidak adanya anggaran.

"Belum ada sikap, dan hal ini akan kami bicarakan secara serius dan juga akan kami diskusikan dengan KPU di Jakarta," katanya.

Sementara itu, anggota DPRK Pidie dari Fraksi Partai Aceh (PA) Suadi Sulaiman menanggapi hal berbeda terkait dengan kemungkinan gagalnya pemilu kada di Pidie.

"Saya memberikan apresiasi terhadap KIP Pidie yang telah berani menyatakan membatalkan pemilu kada. Hal itu merupakan sikap kritis yang konstruktif demi terwujudnya perdamaian di Aceh," tandasnya.

Dijelaskannya, apa pun upaya dan langkah yang akan dilakukan KIP maupun KPU atau Kemendagri untuk menyelenggarakan Pemilu Kada di Kabupaten Pidie akan dilawan oleh seluruh anggota Fraksi PA.

"Kami akan lawan setiap upaya ilegal dan inkonstitusional dalam penyelenggaraan Pemilu Kada di kabupaten ini. Dan DPRK Pidie tetap berkomitmen bahwa pemilu kada di Pidie harus diselenggarakan sesuai dengan UU Pemerintahan Aceh," katanya. (Ant/OL-10)

Sumber:"MediaIndonesia.Com"

Majelis Adat Aceh Serukan Rangkul Anak Punk

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

Banda Aceh - Ketua Majelis Adat (MAA) Provinsi Aceh, Tgk Badruzzaman, mengatakan anak-anak punk harus dirangkul. Mereka yang ditangkap polisi dengan alasan akan dibina, mesti melalui pendekatan sosial yang baik dan perlu dirangkul oleh seluruh masyarakat Aceh.

“Ini tanggung jawab seluruh masyarakat Aceh dan bukan hanya polisi,” katanya kepada Tempo, Jumat, 16 Desember 2011.

Sebanyak 65 anak punk Aceh ditangkap polisi saat menggelar konser di Taman Budaya, Banda Aceh. Mereka kemudian ditahan dan dibawa ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, untuk dibina selama 10 hari. Di awal pembinaan mereka diceburkan ke kolam. Rambut ala Mohawk mereka juga dicukur plontos.

Menurut Badruzzaman, tindakan yang diambil polisi sudah benar dengan melakukan pembinaan. Tapi, kemudian, seharusnya pembinaan tak hanya selesai di Seulawah. Selepas mereka dari sana dan kembali ke masyarakat, elemen lainnya harus merangkul mereka. “Pemerintah, ulama, dan cendekiawan serta pemuda harus merangkul mereka dan membawa ke arah yang benar.”

MAA mengatakan pihaknya akan memberikan amaran kepada masyarakat adat di Aceh untuk menangani anak-anak muda, sehingga tidak masuk dalam pengaruh yang tidak baik. “Semua pihak harus mendukung pembinaan terhadap anak-anak punk itu dan anak muda Aceh umumnya,” kata Badruzzaman.

Sementara itu, pemerhati sosial kemasyarakatan dan politik Aceh, Teuku Alfian Banta, S.H., mengkritik tindakan pembinaan yang dilakukan polisi. “Kalau pembinaannya di Sekolah Polisi seperti itu dan tidak berkesinambungan, pertanyaannya adalah, banyak polisi yang lulusan sana juga terindikasi narkoba sesudahnya. Ingat baru beberapa hari sebelum penangkapan anak punk, sebanyak 1.000 polisi Aceh dinyatakan terindikasi narkoba,” kata Alfian.

Menurut dia, selayaknya pemerintah beserta aparaturnya bijak, cermat, dan hati-hati dalam menyikapi ataupun menentukan pola tindakan terhadap komunitas yang diistilahkan punk tersebut. Bagaimana pun itu anak-anak kita juga, yang kebetulan memiliki cara pandang perilaku yang berbeda jauh dengan aktivitas sosial di tengah-tengah masyarakat.

Menindak semata seperti yang dilakukan polisi mungkin benar dalam konteks kewenangan. Tapi, dalam konteks lebih luas dan jangka panjang, apa pun yang terjadi terhadap anak punk adalah fakta sosial dan fenomena yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. “Benteng yang paling efektif adalah benteng sosial yang disokong oleh kuatnya jiwa kolektif dan semangat kepedulian sosial masyarakatnya,” kata Alfian.

Solusi jangka pendek, kata Alfian, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan menggiring komunitas mereka secara sabar melalui pendekatan-pendekatan yang praktis dan tepat untuk masuk dalam wilayah pembinaan sosial, beragama, dan mengayomi dengan adat dan budaya lokal. Itu harus secara berkesinambungan dengan melibatkan seluruh masyarakat. “Kalau mencukur rambut dan pembinaan singkat, hanya sesaat, dan tidak menjamin mereka akan mengulangi aktivitasnya.”

Sumber:"Tempo.Com"

Milad GAM Ke-35, Dua Pidato Berbeda Isi

Posted by Bahar.Nor | | Posted in

Hari dideklarasikan Gerakan Aceh Merdeka oleh alm Hasan Tiro, yang ke 35 di peringati. Peringatan kali ini berbeda jauh dengan 10an tahun yang lalu, tau 6 tahunan lalu, saat itu peringatan Ultah GAM ini berlangsung ditengah hutan, dan lapangan bola didaerah pedalaman Aceh.  


Upacara digelar dengan pengerahan pasukan lengkap dengan senjata. Ber-iring azan bendera berkibar. 7 tahun terakhir yaitu pasca damai 15 Agustus 2005, peringatan Ultah GAM berubah menjadi doa-doa dan santunan anak yatim.

Pada peringatan ke 35th, mantan pentolan merayakan  ditempat yang dianggap layak dan berbeda untuk memperingati hari saklar itu. Berdasarkan laoran media, mantan Juru Bicara Pusat Swedia dan mantan Juru Runding GAM, Bakhtiar Abdullah memimpin peringatan Milad GAM ke-35 di Kompleks Makam Syiah Kuala di Banda Aceh pada  Minggu (4/12).

Dalam acara tersebut  dihadiri mantan petinggi GAM, antara lain Tgk Amni bin Ahmed, Tgk Mukhsalmina, dan mantan kombatan lainnya. Juga hadir Darwati A Gani (istri Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf), Kadis Syariat Islam Aceh Prof Dr Rusjdi Ali Muhammad SH MA, dan Tgk Abdul Haji Muthaleb pemimpin doa. Peringatan Milad GAM di Kompleks Makam Syiah Kuala dimulai sekitar pukul 08.30 WIB dan berakhir pukul 14.30 WIB. 

Dalam perayaan itu, Istri Gubernur Irwandi, Darwati A Gani  dan Bahtiar Abdullah menjamu sekitar anak yatim, juga ikut serta ratusan kaum ibu dari berbagai wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Selain itu ada pidato politik mantan Juru bicara GAM Swedia Itu :

Pidato Bahtiar Abdullah : 
Siapa Pemimpin Aceh Kita Serahkan Saja Pada Rakyat Pilihannya

Dalam pidato politiknya, Bakhtiar Abdullah antara lain mengatakan, sebuah organisasi dalam rentang waktu 35 tahun perjuangan telah menempatkan Aceh pada posisi saat ini. 

Musibah tsunami telah membuka mata dunia terhadap Aceh, konflik berkepanjangan pun berakhir dengan lahirnya perundingan damai di Helsinki.

“Damai untuk bermartabat semuanya. Kebijakan politik demokratis sesuai dengan undang-undang yang ada. Kita telah memberi model atau contoh kepada seluruh daerah lain dalam soal berdemokrasi, seperti calon independen dan adanya partai politik lokal (parlok) di Aceh,” kata Bakhtiar yang berpidato dalam bahasa Aceh selama 20 menit.

Bakhtiar mengajak semua elemen masyarakat Aceh untuk berlapang dada demi mempertahankan perdamaian yang telah tercipta. “Kita harus memperhatikan korban konflik seperti anak yatim dan janda. Mereka merupakan tanggung jawab kita semua,” kata Bakhtiar.

Bakhtiar juga berbicara soal pilkada untuk memilih pemimpin lima tahun ke depan yang sudah di ambang pintu. Hak setiap individu Aceh untuk memberikan suara, menentukan pilihan tanpa paksaan dari pihak mana pun. “Saya kira kita serahkan saja pada rakyat untuk menentukan pilihan siapa pemimpin yang diinginkannya,” tandas Bakhtiar.

Pada bagian akhir pidatonya, Bakhtiar meninggatkan semua pihak jangan sampai Aceh dijadikan uji coba yang tidak ada ukurannya. “Kalau ini yang terjadi kita semua akan rugi. Maka kita semua harus sepakat untuk menjadikan perdamaian seperti yang sudah tertera dalam MoU,” pungkas Bakthiar.

|||||

Pidato Malik Mahmud : Singkirkan Penghambat MoU

Sementara Malik Mahmud, Zaini Abdullah, Muzakkir Manaf, Humam Hamid, dll, memperingati di makam Tengku Chik Ditiro dan Makam Tengku Hasan Muhammad Ditiro di Meureu Aceh Besar.  Malik Mahmud dalam pidatonya disekitar makam dalam, judul yang ditulis harian Serambi indonesia adalah Singkirkan Penghambat MoU

mengatakan segala peraturan tentang Aceh harus sesuai amanah MoU Helsinki dan Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA). “Jika ada ulat-ulat atau batu kerikil, bahkan batu besar yang menghambat proses ini, maka harus segera dibuang (disingkirkan),” kata Malik Mahmud.

“Jika ada yang belum sesuai MoU Helsinki dan UUPA, maka pemerintah harus segera membuat qanun tentang itu. UUPA adalah undang-undang khusus tentang Aceh sesuai butir-butir MoU Helsinki, 15 Agustus 2005,” lanjut Malik Mahmud ketika berpidato pada peringatan Milad ke-35 GAM yang dipusatkan di Kompleks Makam Pahlawan Nasional Tgk Chik Ditiro di Desa Lamglumpang, Kemesjidan Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Minggu (4/12).

Malik juga mengingatkan eksekutif dan legislatif memperjuangkan peraturan kekhususan ini agar Aceh lebih maju, sejahtera, dan mampu mempertahankan perdamaian. Beberapa penegasan Malik disambut gemuruh tepuk tangan masyarakat yang memadati lokasi kegiatan.

Saat berpidato sekitar setengah jam di podium, Malik Mahmud dikawal tujuh anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) berpakaian seragam. Sebelumnya, Ketua KPA Pusat, Muzakir Manaf yang juga berpidato di podium dikawal delapan petugas keamanan KPA berpakaian seragam.

Ketua KPA Pusat mengatakan, milad ke-35 GAM kembali digelar di Kompleks Makam Pahlawan Tgk Chik Ditiro karena di lokasi itu tempat paling bersejarah. Pasalnya, selain makam Tgk Chik Ditiro, di sana terdapat dua makam keluarga Tgk Chik Ditiro, salah satunya Makam Deklarator GAM, Tgk Hasan Muhammad Ditiro. “Karena itu kita buat di sini agar lebih bermakna, sekaligus mengulang sejarah,” kata Muzakir.

Sebelum kedua elit KPA ini berpidato, acara dimulai sekitar pukul 08.30 WIB diawali doa bersama dipimpin seorang teungku mewakili Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA). Masyarakat serta pengurus PA dari berbagai kabupaten/kota juga ikut doa bersama itu. Selanjutnya, petinggi PA, dr Zaini Abdullah menyerahkan santunan secara simbolis kepada 35 anak yatim. Angka 35 itu sebagai simbol milad ke-35 GAM.

Setelah seluruh rangkaian peringatan milad berakhir kira-kira pukul 12.00 WIB, semua undangan makan kenduri bersama di kompleks makam. Informasi dihimpun Serambi, delapan sapi disembelih pihak KPA untuk kenduri.

Acara sekitar empat jam itu berlangsung sukses. Tak ada pengibaran bendera bulan bintang, seperti pada peringatan milad GAM sebelumnya ketika Aceh masih konflik. Kecuali bendera Partai Aceh (PA) yang dikibarkan.

Puncak peringatan Milad ke-35 GAM di Mureu dihadiri para elit PA, antara lain Yahya Muaz, Zakaria Saman, Muzakkir Abdul Hamid, Fachrul Razi, Said Fakhrul Razi, serta anggota DPRA dari Fraksi PA  yaitu Adnan Beuransyah dan Jufri. Juga terlihat pejabat yang mewakili Kapolda Aceh, Ketua DPD PDI-P Aceh Karimun Usman, dan akademisi Dr Humam Hamid.

Kegiatan tersebut juga dikawal pihak kepolisian dari Polres Aceh Besar, baik di lokasi Makam Pahlawan Tgk Chik Ditiro maupun di jalan raya kawasan Indrapuri sebagai pintu masuk ke lokasi acara yang berjarak sekitar 6 kilometer.

 |||||

Kedua intisari pidato tersebut mengandung pesan kekinian yaitu soal Pilkada. Malik Mahmud mengisyaratkan dengan tegas " Singkirkan Penghambat MoU " Malik Mahmud dalam GAM disebut menjabat Perdana Menteri, dr.Zaini memegang jabatan menteri luar negeri mereka hijrah ke Swedia dan bergabung dengan Hasan tiro disana. 

Banyak yang lain, termasuk Bahtiar Abdullah yang dulu menjabat Juru Bicara Pusat Gam di Swedia. Ketiganya juga mantan juru runding. Namun dalam pidato disekitar makam pada 4 Desember 2011 lalu, Malik dan Bahtiar -agak -atau- ya -agak-  terkesan, sudah beda tempat  ,isinyapun berbeda. 

Malik Mahmud mengatakan Singkirkan Penghambat MoU. Sementara Bahtiar Abdullah dalam kontek Pilkada.   "Kita serahkan pada rakyat siapa yang mereka pilih pemimpin Aceh kedepan. ? | AT |  Serambi | RD

Sumber:"Acehtraffic.com"

Kandidat Kecam KIP Pidie

Posted by Bahar.Nor | | Posted in

Sigli - Sikap Komisi Independen Pemilihan [KIP] Pidie yang menghentikan tahapan pilkada gara-gara belum turunnya dana, dikecam oleh para kandidat bupati/wakil bupati setempat, Kamis [15/12] kemarin. Tujuh kandidat melancarkan protes terhadap tindakan KIP tersebut, karena dinilai telah “menganiaya” mereka secara politik.

Protes tersebut disampaikan para kandidat secara bergantian dalam silaturahmi di ruang khusus Kantor KIP Pidie pukul 11.00-12.40 WIB kemarin. Tujuh kandidat hadir , sedangkan satu pasangan bupati/wakil bupati Fadlullah/Ramzi tidak hadir.

Dalam pertemuan itu KIP resmi menyerahkan surat kepada para kandidat menyangkut dihentikannya pilkada di Pidie.

Ketua KIP Pidie, Junaidi Ahmad SAg yang memimpin pertemuan menjelaskan panjang lebar persoalan yang mendera KIP akibat belum cairnya anggaran pilkada. KIP tak bisa menjalankan tahapan karena honor PPS dan PPK belum dilunasi, sehingga mereka ogah bekerja.

Kecuali itu, KIP terpaksa menjemput sendiri fotokopi KTP dukungan terhadap gubernur/wakil gubernur di desa-desa se-Kabupaten Pidie.

Kendala lainnya adalah pengadaan logistik yang harus ditender, sementara waktunya sangat terbatas. Atas dasar berbagai realitas itu, KIP akhirnya menghentikan sementara pelaksanaan pilkada.

Terkait penundaan pilkada tersebut, kata Junadi, KIP sebelumnya telah mengusulkan kepada Bupati Pidie, DPRK Pidie, serta Gubernur Aceh. Tapi sampai kemarin belum ada tanggapan dari ketiga pihak tersebut. KIP Pidie akhirnya terpaksa mengusulkan tunda pilkada kepada KIP Aceh karena hal itu merupakan kewewenangan KIP.

Berdasarkan aturan KPU Nomor 9 Tahun 2010, katanya, jika pencairan dana terlambat, maka KIP bisa mengusulkan pilkada ditunda.

Di sisi lain, kata Junaidi, aspirasi dari kandidat yang telah disampaikan dalam pertemuan tersebut akan dikaji kembali dengan melibatkan stakeholders KIP dan dibahas dalam sidang pleno KIP nantinya.

Setelah Junadi menjelaskan kendala yang dihadapi KIP Pidie sekarang ini, lalu ia persilakan kandidat bertanya atau menyampaikan tanggapan.

Salman Ishak balon bupati yang maju melalui jalur perseorangan menyatakan, perlu diketahui KIP bahwa dengan dihentikannya pelaksanaan pilkada, ia dan teman lainnya sebagai kandidat bupati merasa teraniaya secara politik. Bahkan, sekarang kandidat merasa malu jika ditanyakan para pendukungnya kapan sebenarnya jadwal pelaksanaan pilkada di Pidie. “Dengan diberitakan di media bahwa KIP Pidie menyerah, maka kami para kandidat langsung loyo saat membaca berita tersebut,” katanya.

Muhammad MTA sebagai calon wakil bupati yang diusung Partai Demokrat berpasangan dengan calon bupati T Khairul Basyar mengatakan, tindakan KIP menghentikan pelaksanaan pilkada dengan alasan tidak memiliki dana tidak dibenarkan, karena eksistensi KIP sebagai penyelenggara pemilu, bukan untuk menghentikan pilkada.

Menurut Muhammad MTA, alasan Bupati Pidie yang menghentikan pencairan dana pilkada karena adanya perbedaan perspektif, di mana versi bupati pelaksanaan pilkada tidak sesuai dengan MoU Helsinki dan UUPA, sebenarnya langkah Bupati Pidie untuk menyetop dana pilkada tersebut tidak mesti diikuti KIP untuk menghentikan aktivitasnya.

Saifuddin Harun kandidat lainnya menyarankan, KIP harus menyurati kembali Bupati dan DPRK Pidie, Gubernur Aceh dan Mendagri terkait masalah pilkada yang dihadapi KIP Pidie sekarang ini, agar pelaksanaan pilkada di Pidie tidak terhambat. “Menghambat pelaksanaan pilkada tentu ada konsekuensi hukumnya,” kata Saifuddin.

Tgk Ghazali Abbas Adan yang juga balon bupati Pidie mengatakan, menghentikan pencairan dana pilkada yang sudah memiliki kekuatan hukum, menyusul telah ada perjanjian yang diteken Bupati dan KIP Pidie di atas kertas bermaterai, jelas tindakan melawan hukum. Apalagi sekarang ini sudah ada putusan Mahkamah Konstitusi [MK] yang memberikan lampu hijau kepada KIP untuk melanjutkan pilkada. Ditambahkan dengan pernyataan Presiden SBY yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pilkada di Aceh bukan wewenang presiden, melainkan wewenang KIP dan KPU.

Untuk itu, jika Bupati Pidie menghentikan pencairan dana pilkada, kata Ghazali, sedianya KIP mengadu ke panwas, lalu pihak panwas melapor secara resmi kepada polisi. Jika penyidik tidak menindaklanjuti laporan panwas terhadap bupati, berarti polisi juga menghambat proses hukum. Balon bupati lainnya, Saiful Anwar mengatakan, kandidat siap dilibatkan dalam kebijakan yang diambil KIP Pidie, karena semua kandidat menginginkan pilkada berjalan. Jika perlu kandidat atas fasilitasi KIP berjumpa dengan Bupati Pidie, Mirza Ismail, untuk mencari solusi pencairan dana pilkada.

Bupati Pidie, H Mirza Ismail yang dihubungi Serambi, Kamis [15/12] mengatakan, dihentikannya sementara dana pilkada di Pidie tidak sama sekali melanggar hukum. Sebab, pelaksanaan pilkada yang dijalankan KIP belum ada payung hukumnya.

Begitu juga soal konflik regulasi pilkada yang tidak sesuai dengan UUPA sampai kini belum ada titik penyelesaiannya. “Siapa bisa jamin pencairan dana pilkada tidak melanggar aturan? Jika ada yang menjamin, saya berani cairkan dana tersebut,” tegas Bupati Mirza yang mengaku sedang di Jawa Barat.| AT | SA |

Sumber:"Acehtraffic.com"

Maju dengan Tampang Baru, Toyota Landcruiser 200

Posted by Bahar.Nor | | Posted in

Sydney |  Toyota Landcruiser 200 kemungkinan akan diluncurkan Toyota Motor Corp tahun depan. Beberapa sumber menyebutkan, SUV berpenggerak 4 roda ini (4x4) akan mengalami perombakan ringan (facelift) di bagian wajah dan badan.

Situs caradvice.com mengatakan, perombakan di antaranya terjadi pada bagian gril depan yang nampak lebih menonjol, serta pemasangan bumper dan spion jenis baru. Selain itu, untuk fitur penerangan kini mengadopsi lampu LED daytime running yang tertanam di bagian muka.

Tak kalah pentingnya juga perombakan elemen side step dan bumper belakang. Bagian-bagian ini termasuk elemen opsional yang bisa mengalami perombakan jika diproduksi untuk pasar Jepang maupun negara lain.

Di sisi interior, perubahan yang terjadi hanya di bagian kluster kabin yang lebih lapang dan banyaknya aksen logam dan kayu pada bagian dashboard.

Sebelum Landcruiser 200 diluncurkan, Toyota sebetulnya telah melakukan facelift pada varian GX di Australia, namun tak begitu kentara. Toh meski begitu, sejak diproduksi pada 2007 SUV 4x4 ini tetap menjadi kendaraan paling populer di Negeri Kangguru.

Pada Januari hinga Oktober lalu sebanyak 7.441 unit laris terjual, naik 32 persen dibanding tahun sebelumnya. Satu-satunya pesaing bagi Landcruiser hanyalah Nissan Patrol. Tempo

Sumber:"Acehtraffic.com"

Jurnalis Peduli Bencana Peringati 7th Tsunami dengan Aneka Lomba

Posted by Bahar.Nor | | Posted in ,

Banda Aceh | Forum Jurnalis Aceh Peduli Bencana (FJAPB) akan menggelar aneka lomba memperingati tujuh tahun bencana gempa dan tsunami. Menurut Fakhrurradzie Gade, Sekretaris Jenderal FJAPB, kegiatan tersebut dalam rangka kampanye pengurangan risiko bencana.

"Kegiatan ini bertujuan untuk refleksi peran semua pihak dalam pengurangan risiko bencana termasuk jurnalis, apa yang telah dilakukan dan harus diperbaiki ke depan," jelasnya, Selasa (29/11).

Menurut Radzie, stringer Associated Press itu, kegiatan bertajuk "pekan jurnalis peduli bencana" ini juga mengadakan seminar nasional bertema siaga sebelum petaka, menghadirkan sejumlah petinggi media nasional, lokal dan pebisnis.

"Lewat seminar nantinya akan dirumuskan konsep peliputan bencana dan lahirnya ide awal SoP kebencanaan di media," jelasnya.

Pekan jurnalis Aceh peduli bencana akan diawali dengan doa bersama, direncanakan diadakan di masjid Ule Lheu, Meuraxa, Banda Aceh.

"Bencana juga kehendak Allah, doa merupakan jalan utama dari pengurangan risiko bencana," Kata Salman Mardira, kontibutor okzone.com, panitia penanggungjawab doa.

Adapun lomba yang akan dilaksanakan FJAPB yakni lomba foto (jurnalis dan warga), lomba menulis (jurnalis, umum/mahasiswa dan pelajar), film dokumenter (umum), dan jingel radio (umum).

"Karya peserta akan diterima sejak Selasa (29/11) sampai  Jum'at (16/11), teknis lomba nanti akan diumumkan di media massa," jelas Radzie.

FJAPB adalah singkatan dari Forum Jurnalis Aceh Peduli Bencana. FJAPB terbentuk pada 17 Oktober 2011 di Cesar Darul Imarah, The Pade Hotel. Fakhrurradzie M Gade (Pemimpin Redaksi Acehkita.com) terpilih sebagai Sekretaris Jenderal FJAPB pertama untuk periode 2011-2013.

FJAPB adalah singkatan dari Forum Jurnalis Aceh Peduli Bencana. FJAPB terbentuk pada 17 Oktober 2011 di Cesar Darul Imarah, The Pade Hotel. Fakhrurradzie M Gade (Pemimpin Redaksi Acehkita.com) terpilih sebagai Sekretaris Jenderal FJAPB pertama untuk periode 2011-2013.

Forum tersebut dibentuk oleh para jurnalis dari berbagai media dalam Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) wartawan sadar bencana yang digelar DRR-A-UNDP. Selain pembentukan forum jurnalis, kegiatan tersebut juga berhasil merumuskan kode etik jurnalis yang dikenal dengan Deklarasi Sesar Darul Imarah.

Nantinya, kode etik tersebut akan menjadi aturan dan panduan bagi para jurnalis yang meliput bencana.Kunjungi websitenya http://www.fjapb.org| AT | RILIS.


Sumber: "Acehtraffic.com "