Belasan Warga Celala Keracunan Jamur
TAKENGON - Sebanyak 14 warga Kampung Kuyun Toa, Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah, empat di antaranya anak-anak, Selasa (28/8) malam terpaksa dilarikan ke RSU Datu Beru, Takengon, setelah mengonsumsi jamur yang tumbuh liar.
Berdasarkan amatan Serambi, kondisi fisik sebagian dari belasan warga yang diduga keracunan jamur itu, saat dibawa ke RSU Datu Beru masih lemas, sehingga harus menjalani rawat inap.
“Ada 12 orang yang masuk IGD dan sebagian sudah dirawat di ruangan. Kabarnya masih ada dua lagi yang saat ini masih dalam perjalanan kemari. Mereka tiba di IGD sekitar pukul 22.22 WIB,” kata seorang petugas di IGD RSU Datu Beru, Takengon yang ditanyai Selasa (28/8) malam.
Menurut salah seorang korban, Asnaini, Selasa malam, keracunan massal itu berawal ketika anak Zulkifli (warga Kuyun Toa) pulang dari kebun mereka dengan membawa sayuran, di antaranya jamur yang tumbuh liar.
Jamur tersebut, selain dikonsumsi sendiri, sebagiannya dibagikan kepada para tetangga. “Kebetulan selepas magrib sekira pukul 19.30 WIB, saya ikut makan di rumah abang saya, Zulkifli,” kata Isnaini.
Tak lama setelah menyantap jamur, satu per satu seisi rumah maupun tetangga yang ikut makan di rumah Zulkifli bertumbangan, termasuk sejumlah anak-anak.
Padahal, lanjut Isnaini, jamur yang didapat dari kebun itu rasanya sangat enak. Namun warga tidak menyangka jika tumbuhan berspora yang tumbuh liar itu mengandung racun.
Menurut Asnaini, bahkan ada satu keluarga ikut keracunan setelah mengonsumsi jamur tersebut. Termasuk dua anaknya yang masih balita. “Tapi yang paling parah tampaknya si tukang masak. Sebab, sambil memasak ia mencicipi duluan,” tutur korban keracunan ini.
Pengakuan sejumlah korban, ciri-ciri jamur yang mereka konsumsi itu bentuknya seperti payung, panjang, dan berwarna hitam kecokelat-cokelatan.
Meski sempat dirawat di RSU Datu Beru, namun sebagian besar pasien itu telah diperbolehkan pulang. Dari 14 pasien, sebelas orang sudah diperbolehkan pulang. “Ada tiga pasien lagi yang masih dirawat karena kondisinya masih lemah. Kalau sudah fit, langsung boleh pulang,” kata Direktur RSU Datu Beru Takengon, dr Hardi Yanis SpPD yang dihubungi Serambi, Rabu kemarin. (c35)
Editor : bakri
Sumber:"Serambinews.com"