Sehari Hilang Dihempas Gelombang, Nelayan Selamat
TAPAKTUAN - Seharian suasana di Gampong (Desa) Batee Tunggai, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, mendadak heboh. Bahkan pihak keluarga Muchtar Ali (50) korban yang dilaporkan menghilang sejak sejak Senin (27/8) siang gundah gulana karena yang bersangkutan belum kunjung pulang melaut hingga Selasa (28/8) pagi, pasca terjadi angin kencang disertai gelombang tinggi di perairan barat-selatan Aceh.
Informasi yang dihimpun Serambi menyebutkan, Muchtar Ali berangkat melaut bersama teman-temannya dengan menggunakan sampan bermesin merek Honda. Saat sedang asyik mengail ikan, tiba-tiba sekira pukul 10. 00 WIB terjadi angin kencang. Melihat cuaca buruk, dua sahabat dari boat lain yang kebetulan memancing di lokasi yang sama mengajak Muchtar Ali pulang. Namun ia tidak mau dengan alasan tunggu sebentar lagi.
Mendapat jawaban seperti itu, Suardi, warga Gampong Kuta Blang dan Junaidi penduduk yang sama langsung menuju tepi.
Benar saja selepas itu, terjadi angin kencang disusul ombak tinggi dan hujan deras. Buntutnya, Muchtar Ali hingga pagi Selasa (28/8) tidak pulang-pulang dari melaut. Alhasil, pihak keluarga dan masyarakatpun menduga korban telah karam dihempas badai.
Isu Muchtar Ali tidak pulang dari melaut sejak kemarin sontak merebak, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas Aceh Selatan, Personil Kepolisian dan TNI dibantu puluhan masyarakat bergegas melakukan pencaharian di perairan dengan mengerahkan stempel, boat pukat Sawang dan Samadua lokasi dia memancing.
Lagi sibuk dilakukan pencaharian serta saat semua warga didera kekhawatiran terhadap keselamatan nelayan tersebut, tiba-tiba Muchtar Ali mendarat dengan sampan Robinnya di tepi pantai Batee Tungai. “Muchtar Ali pulang dengan selamat dan tidak terjadi apapun, hanya dikarenakan kabel busi mesin Robin putus, sehingga ia tidak bisa pulang tepat waktu,” sebut Aiptu Junaidi anggota Polsek Samadua kepada wartawan.
Akibat mengandalkan tenaga, tambahnya, dia pun sempat terombang-ambing dihempas gelombang, angin dan hujan. Namun sekira pukul 18.30 WIB dia tiba di Pelabuhan Tapaktuan. Mengingat hari sudah malam dan susah mendarat di Batee Tunggai terpaksa dia bersandar di sana. Paginya kembali melanjutkan perjalanan menuju gampongnya.
“Alhamdulillah saya tiba di Gampong Batee Tunggai pada pukul 10.35 WIB dengan kondisi sedikit pusing dan lemas,” pungkasnya menceritakan kronologi yang dialami.(tz)
Editor : bakri
Sumber:"Serambinews.Com"